BREAKING NEWS

Blogger templates

Sunday 6 June 2010

Mendunia Berkat Lawakan


SEPAKBOLA Indonesia menuju pentas dunia. Slogan yang di usung dan digadang-gadang petinggi PSSI di era Azwar Anas, awal 1990-an. Dimulai dengan melebur kompetisi Galatama dan semiprofesional, Perserikatan ke dalam satu wadah kompetisi pada 1994 yang menghadirkan semangat baru di kalangan penggemar sepakbola Tanah Air.

Indonesia memang akhirnya ke pentas dunia pada 1998, bukan karena timnas Merah Putih lolos ke Piala Dunia 1998 di Perancis, tapi karena popularitas. Di tahun yang akhirnya menjadi tahun terakhir Azwar Anas duduk di kursi Ketua Umum PSSI itu, sepakbola Indonesia mendadak menggebrak dunia.

Sayangnya gebrakan itu, bukan berujung pada rasa bangga tapi malu sekujur tubuh akibat ulah konyol yang membuat penduduk planet Bumi tertawa geli melihatnya. Majalah olahraga berpengaruh di Amerika Serikat, Sport Illustrated bahkan rela memberikan kolom untuk membahas salah satu atraksi paling menggelikan dan bodoh yang pernah terjadi dalam sejarah sepakbola dunia.

Sport Illustrated saat itu, menulis apa yang terjadi pada tanggal 31 Agustus 1998 di Stadion Thong Nat, Ho Chi Min City, Vietnam, saat laga terakhir Grup B Piala Tiger (kini Piala ASEAN) dipentaskan, antara Indonesia menghadapi Thailand. "Amat memalukan, sebuah pentas lawakan yang teramat buruk. Sungguh sebuah penghinaan dari mereka terhadap dunia sepakbola" tulis Sport Illustrated.

Pada laga yang hanya menentukan posisi 1 dan 2 Grup B, karena Indonesia dan Thailand sudah sama-sama memastikan tempat di semifinal itu. Sejak awal pertandingan memang berjalan lamban, seolah tak ada nafsu untuk meraih kemenangan dan faktanya memang seperti itu. Sebab, kedua tim justru lebih bernafsu untuk kalah.

Faktor dukungan luar biasa suporter Vietnam jadi alasan bagi Indonesia dan Thailand emoh tampil sebagai juara Grup B. Bagi Thailand mereka hanya butuh hasil imbang supaya terhindar dari Vietnam yang menduduki peringkat 2 Grup A dibawah Singapura.

Sedangkan Indonesia di posisi agak 'sulit' karena membutuhkan kekalahan 'akibat' memiliki selisih gol yang lebih baik dibandingkan Thailand demi menghindari permainanan penuh tenaga Lee Hyun Duc cs dan dukungan luar biasa suporter Vietnam.

Ketika skor pertandingan masih sama kuat 2-2, entah kesal oleh ulah pemain Thailand yang tak mau diajak serius bermain bola atau bukan. Tiba-tiba para pemain Indonesia lebih asyik memainkan bola di belakang, dimulai dari lemparan ke dalam Uston Nawawi kepada Aji Santoso yang diteruskan kepada Mursyid Effendi lalu Miro Baldo Bento, kemudian kepada Kuncoro lalu kembali ke Mursyid yang sudah berdiri bebas di kotak penalti tanpa pengawalan pemain Thailand.

Dalam sepersekian detik, sebuah aksi 'heroik' terjadi. Demi membuat bangsa seribu pulau ini terhindar dari ketakutan terhadap Vietnam, Mursyid tiba-tiba mencetak gol paling indah nan menggelikan ke gawang Indonesia. Lucunya gol tersebut lalu disambut kegirangan para pemain Indonesia lainya, kamera televisi menangkap Yusuf Ekodono bertepuk tangan, pemain lainnya? Tanpa mimik penyesalan. Momen menggelikan yang disaksikan jutaan penduduk Indonesia melalui siaran langsung stasiun televisi swasta, antv.

Sebaliknya pasukan Thailand yang secara dramatis mencetak gol di menit akhir, lewat kebaikan hati para pemain Indonesia. Justru tampak begitu menyesalkan gol yang membawa Negeri Gajah Putih, unggul dengan skor tipis 3-2 atas Indonesia dan memperpanjang rekor bagus mereka sepanjang sejarah pertemuan kedua tim.

Adegan menggelikan di Ibu Kota Vietnam itu, lantas diputar berulang kali dan jadi tontonan menarik penduduk dunia melalui sejumlah stasiun televisi termasuk CNN yang dua tahun sebelumnya, tepatnya di Piala Asia 1996 mempublikasikan sepakbola Indonesia karena gol luar biasa yang dicetak Widodo Cahyono Putra ke gawanhg Kuwait.

Apa komentar Azwar Anas seusai pentas 'lawak' di atas lapangan hijau itu? Dengan enteng pejabat di masa Orde Baru itu, mengaku tak menyesali apa yang dilakukan pasukan Indonesia. "Tak ada aturan yang melarang sebuah tim sepakbola untuk kalah. Saya yakin tak akan ada teguran baik dari AFF maupun AFC karena hal ini," ujar Azwar Anas saat itu.

Orang nomor satu di tubuh PSSI itu, ternyata salah besar dan hanya memberikan komentar yang tak kalah konyolnya dengan kekonyolan yang dilakukan sepakbola Indonesia di hadapan penduduk dunia. Indonesia memang akhirnya selamat dari sanksi lebih berat, karena AFC hanya menjatuhkan hukuman berupa denda uang 40 ribu dollar. Tapi pentas sepakbola Gajah di Ho Chi Min City seolah jadi potret buramnya sepakbola Indonesia.

Bahkan Alfred Riedl yang bulan Mei 2010 resmi dipercaya PSSI menggantikan posisi Benny Dollo sebagai pelatih timnas Indonesia, sempat mengusulkan kepada AFF selaku penyelenggara turnamen untuk menjatuhkan skorsing berat kepada Indonesia dan Thailand.

"Indonesia dan Thailand telah melukai dunia olahraga. Keduanya harus dikeluarkan dari turnamen dan mendapatkan sanksi lainya. AFC dan FIFA pantas dan memiliki alasan kuat untuk menjatuhkan hukuman berat," tegas Riedl yang kala itu menangani timnas Vietnam.

Seolah mendapatkan hukum karma, Indonesia dan Thailand akhirnya sama-sama tersingkir di semifinal. Indonesia dikalahkan Singapura dan Thailand tak kuasa menghadapi motivasi tinggi Vietnam. Indonesia dan Thailand kemudian kembali bertemu di perebutan tempat ke-3, cerita akhirnya tentu saja tidak se-kontroversial seperti ketika keduanya bertemu di penyisihan Grup.

Kedua tim kali ini, sama-sama menyadari permainan sepakbola pada intinya untuk mencari tim pemenang. Indonesia akhirnya sukses mengandaskan Thailand lewat drama adu penalti sekaligus 'membalas' kekalahan 2-3 dari Thailand di penyisihan grup.

Cerita selanjutnya usai peristiwa memalukan itu, Azwar Anas memutuskan mundur dari kursi Ketua Umum PSSI, posisinya digantikan Agum Gumelar. Mursyid Effendi, sang 'pelaku' bunuh diri, dihukum seumur hidup oleh FIFA tak boleh bermain di level internasional. Mursyid kemudian mengaku sangat menyesali tindakannya, perlu waktu lama baginya mengembalikan kondisi psikologis akibat derasnya sorotan publik dan media.***

Share this:

Post a Comment

 
Designed By OddThemes & Distributd By Blogger Templates