BREAKING NEWS

Blogger templates

Sunday 4 July 2010

Sepak Bola (Memang) Bukan Matematika

SEPAKBOLA bukan matematika, tidak ada yang pasti dalam sepakbola. Tapi Harald August Bohr, membuat sepakbola dekat dengan matematika. Bohr adalah seorang ahli dalam sejarah ilmu matematika, lahir di Kota Kopenhagen, Denmark, 22 April 1887.

Sebagai ahli matematika, August Bohr menjadi terkenal setelah bersama rekannya Johannes Mollerup, menemukan rumus penting untuk mengetahui karakteristik fungsi gamma yang lebih dikenal dengan rumus Bohr-Mollerup.

Bohr terlahir di keluarga yang sangat mengedepankan pentingnya pendidikan. Kakaknya, Niels Bohr adalah seorang ahli fisika penemu struktur atom dan mekanika kuantum yang cukup terkenal.

Kendati sangat akur dalam kehidupan sehari-hari, Niels dan August tak bisa dikatakan akrab sebagai ilmuwan. Catatan perjalanan hidup kakak-adik ini, menunjukan keduanya hanya sekali secara bersama-sama mengerjakan makalah.

Lalu hal apa yang dilakukan August Bohr, hingga akhirnya dikenang jadi bagian dari sejarah sepakbola Denmark dan dunia? Ternyata sebelum akhirnya dikenang sebagai ahli matematika, August Bohr terlebih dahulu dikenal publik karena keahlianya mengolah si kulit bundar.

Perjalanan karier sepakbolanya memang tergolong pendek, tapi August Bohr akan selalu dikenang publik sepakbola Denmark sebagai seorang legenda sepakbola Negeri Dongeng tersebut pada masanya.

Di usia 16 tahun, August Bohr yang kerap menempati posisi bek dan gelandang bertahan, sudah tercatat sebagai pemain klub Akademisk Boldklub. Pada 1905 Bohr sempat bermain satu klub bersama kakaknya, Niels yang berposisi sebagai kiper.

Karier sepak bola August melejit lebih cepat dibandingkan Niels, dia terpilih masuk skuad timnas Denmark ketika Olimpiade 1908 digelar di London. Bahkan saat pesta multi cabang olaharaga paling akbar itu digelar, August Bohr jadi kunci permainan Tim Dinamit, peran pentingnya mengantarkan Denmark melaju hingga partai puncak sebelum akhirnya takluk 1-2 dari Inggris.

Seusai memperoleh gelar master di bidang matematika tahun 1909, August Bohr kemudian memutuskan secara perlahan mulai meninggalkan sepakbola dan lebih memilih fokus jadi ahli matematika. Kendati saat itu, kemampuanya di atas lapangan hijau dikenal seantero Denmark.

Bahkan ketika ia mempresentasikan disertasi doktoralnya, selang satu tahun setelah memperoleh gelar master. Hadirin yang hadir menyaksikan dan mendengarkan penjelasan hasil penelitian August Bohr, kebanyakan justru suporter sepakbola.

Para penggemar sepakbola ini, sengaja datang sekadar memenuhi hasrat ingin melihat lebih dekat sosok August Bohr. Kendati akhirnya sebagai ilmuwan kalah populer dibandingkan kakaknya, Niels. Namun sepakbola menjadikan August Bohr dikenang rakyat Denmark.

August Bohr memang mampu menyumbang rumus penting bagi dunia matematika. Tapi ia tak cukup memiliki pemikiran brilian untuk menciptakan rumus yang mampu menjelaskan kenapa Denmark gagal meraih emas Olimpiade 1908, sebab sepakbola memang bukan matematika.

Sebelum wafat pada 22 Januari 1951, August Bohr lebih banyak menghabiskan waktunya di ruang kuliah Institut Politeknik Kopenhagen. Seperti dikutip dari History of Mathematics, meski tercatat sebagai seorang olahragawan, August Bohr selalu di dera rasa sakit di kepala dan cenderung memiliki kebiasaan berperilaku menghindari debat dengan orang lain.***

 
Designed By OddThemes & Distributd By Blogger Templates