BREAKING NEWS

Blogger templates

Sunday 15 August 2010

Uang Menjatuhkan Sang Raja

BANYAK hal positif bisa di peroleh ketika sepakbola mulai mengenal bisnis dan sebaliknya, terhadap perkembangan sepakbola. Di era sepakbola modern, olahraga wajib mayoritas penduduk dunia ini, tak lagi sekadar bicara masalah menang dan kalah.

Sebagai olahraga terpopuler di planet bumi, sepakbola ibarat mesin uang bagi yang memahami cara memutar dan menggelembungkan uang. Tapi tidak selamanya penerapan aspek bisnis ke dalam sepakbola berujung tercapainya semua harapan. Seperti yang dialami salah satu klub penguasa sepakbola Inggris di era 1970-an hingga 1980-an, Nottingham Forest FC.

Ceritanya, dimulai awal tahun 1998, saat FA mencurigai terjadinya manipulasi transfer pemain yang melibatkan sejumlah petinggi klub dan staf teknis di era manajer legendaris, Brian Clough. Selain Clough, dua sosok kepercyaan Clough, Ronnie Fenton dan Steve Burtenshaw dicurigai ikut terlibat.

FA mendapatkan beberapa bukti yang mengarah pada tudingan beberapa pihak di dalam klub telah dengan sengaja membengkakan angka jual beli pemain demi tujuan pribadi.

Meski hasil investigasi FA seperti dikatakan juru bicaranya saat itu, Mike Lee menyatakan tak ada bukti kuat yang mengarah pada tindakan korupsi. Namun, kasus dugaan korupsi di tubuh klub penghuni The City Ground Stadium itu, berdampak cukup luar biasa terhadap perjalanan klub di kemudian hari.

Hasil penyelidikan akhir FA kala itu, membuat proses transaksi jual beli saham kembali dibuka, setelah sempat dibekukan selama masa penyelidikan dilaksanakan. Namun, karena kadung telah menimbulkan pencitraan negatif nilai saham Forest terus jatuh dan terjun bebas di lantai bursa efek London.

Akibatnya sudah bisa ditebak, kondisi keuangan Forest menjadi guncang dan minim kepercayaan dari para investor. Efeknya menjalar ke prestasi klub, tragisnya setelah kasus dugaan korupsi mencuat, Forest jadi lebih akrab dengan yang namanya degradasi. Setelah jatuh ke Divisi I di musim 1996/1997, Forest sempat kembali ke Premiership dua musim berikutnya.

Namun, comeback Forest di Premiership tak berjalan mulus karena diakhir kompetisi Forest kembali terdegradasi, bahkan di akhir musim 2004/2005 terlempar lebih jauh ke League 1 tiga tingkat dibawah Premiership. Sebuah kondisi yang sangat ironis dan berbanding terbalik 180 derajat jika menyimak perjalanan Forest di era 1970-an hingga awal 1990-an lewat sentuhan Clough.

Beberapa pihak kemudian curiga, ketika FA menyampaikan hasil laporannya kepada publik. Otoritas tertinggi sepakbola Inggris itu sebenarnya menutupi banyak fakta sebenarnya yang terjadi di tubuh Forest. FA dituding melakukan itu karena alasan ingin menghormati klub yang pernah membuat sepakbola Inggris membusungkan dada, saat Forest meraih gelar Piala Champions dua musim berturut-turut 1979 & 1980.

Kesimpulanya, sepakbola dan industri tak selamanya bisa disatukan. Daya pikat poundsterling telah membuat silau dan menggerus sifat 'tawakal' beberapa orang di internal klub, hingga akhirnya menjatuhkan klub yang dulu pernah berstatus sebagai Raja Inggris dan Eropa.

Diluar nama Clough yang bakal dikenang sebagai salah satu manajer legendaris yang pernah beredar di kompetisi Liga Inggris. Sepanjang sejarah klub yang didirikan tahun 1865, Forest pernah mencuatkan beberapa pemain yang namanya lumayan beken. Di masa kepelatihan Clough muncul nama kiper legendaris Inggris, Peter Shilton, lalu Viv Anderson, Trevor Fancis, Martin O'Neill, Kenny Burns, Stuart Pearce, dan lainya.

Fakta Nottingham Forest

- Tercatat dua kali secara beruntun memenangkan Piala Champions Eropa di musim 1979 mengalahkan klub Swedia, FK Malmo 1-0 di laga puncak dan mempertahankanya di musim 1980 usai mengandaskan Hamburg SV dengan skor yang sama.

- Bob McKinlay tercatat sebagai pemain Nottingham Forest dengan jumlah penampilan terbanyak yakni 682 penampilan (1951-1969) dan Grenville Morris tercatat sebagai pemain tersubur dalam sejarah klub dengan torehan 217 gol.

- Terlepas dari kontroversi kasus dugaan korupsi yang diarahkan kepadanya. Brian Clough yang meninggal pada 2004, akan selalu dikenang fans Forest sebagai salah satu manajer terbaik yang pernah ada. Sentuhan Clough yang mulai bertugas sejak 1975 hingga 1993, menghadirkan 1 gelar juara Liga Inggris di musim 1978, 2 Piala Champions Eropa (1979 dan 1980), Piala Super Eropa (1979), 4 trofi juara Piala Liga Inggris (Carling Cup), dan 1 gelar Community Shield.

- Sepeninggal Manajer Brian Clough, hingga musim 2009/2010, Forest sudah melakukan 12 kali pergantian di posisi manajer tim. Dua mantan pemain timnas Inggris, Stuart Pearce dan David Platt, juga masuk dalam catatan daftar manajer Forest sepeninggal era Clough.

- City Ground, stadion yang sudah digunakan Forest sejak 1898 dianggap sebagai salah satu stadion terbaik di Inggris, salah satu alasan penilaian itu muncul karena lokasinya yang berada persis di pinggiran sungai Trent dan masuk dalam areal kawasan wisata taman hutan. Stadion ini mengalami renovasi jelang penyelenggaraan Piala Eropa 1996 dan daya tampungnya ditingkatkan menjadi 30602 tempat duduk.

Monday 9 August 2010

Dari Seekor Anjing

MEI 2005 akan dicatat dalam sejarah perjalanan Manchester United FC sebagai sebuah klub sepak bola. Pada bulan kelima kalender masehi itu, tycoon bisnis asal Amerika Serikat, Malcolm Glazer resmi jadi pemilik saham terbesar Red Devil dengan komposisi kepemilikan sebesar 76 persen.

Kedatangan Glazer ke Old Trafford menuai banyak kontroversi diantara fans. Mereka yang berpikiran kedepan cenderung mendukung kehadiran Glazer yang dianggap bakal menjaga MU sebagai klub yang akan selalu dekat dengan gelar juara di setiap ajang kompetisi.

Mereka yang memegang teguh ideliasme Glazer adalah ancaman yang menimbulkan rasa khawatir MU bakal berubah jadi klub yang hanya selalu membuat sensasi tidak penting layaknya Real Madrid dibawah kepemimpinan Florentino Perez.

Kekhawatiran yang bisa diterima, jika lipatan buku sejarah berdirinya Red Devil kembali dibuka. MU berdiri sebagai sebuah klub sepakbola yang mewakili kelas pekerja. Fakta yang berbanding terbalik dengan kenyataan saat ini MU berada di barisan terdepan klub sepak bola kaya raya di era industri sepakbola.

John Henry Davies, , seorang juragan dan pemilik pabrik bir, mungkin tak akan pernah menyangka jika anjing liar yang ia jadikan hadiah ulang tahun untuk anaknya Elsie (12 tahun), jadi awal semua mimpi jadi kenyataan di Theatre of Dream.

Anjing liar yang ditangkap Davies itu, kemudian diketahui milik Harry Stafford, kapten klub Newton Heath, klub sepakbola yang sudah berdiri sejak 1878. Harry kemudian mengijinkan Davies menjadikan anjing miliknya jadi hadiah ulang tahun Elsie.

Pertemuan yang tak disengaja itu, kemudian berujung pada perbincangan dan rencana mendirikan klub sepakbola. Pada 1902, Davies dan Harry sepakat untuk mengubah nama Newton Heath menjadi Manchester United.

Tak lama setelah kesepakatan terjadi, Davies kemudian membeli sebuah cottage yang diperuntukan bagi para pemain. Awalnya MU tak lebih dari sebuah klub sepakbola yang bersifat pribadi dan jadi media untuk menyalurkan hobi dari kaum pekerja dalam memainkan si kulit bundar. Hanya tujuh tahun setelah resmi didirikan MU memenangi trofi FA Cup pertamanya.

“Bila ia masih hidup dan menjadi saksi semua hal membanggakan. Davies pasti akan terkejut dengan apa yang terjadi setelah ia memenuhi keinginan para pekerja di Manchester yang memimpikan memiliki sebuah klub,” kata Elizabeth Pertington, istri cucu dari mendiang Davies.

Setelah lebih dari satu abad sejak didirikan, MU seolah tak lagi mengusung semangat kaum pekerja. Red Devil kini jadi klub yang piawai membuat sirkulasi keuangan tetap stabil dan membuat para pebisnis di belahan penjuru dunia manapun jadi ngiler seperti Glazer yang dinilai fans loyal MU sebagai sosok Amerika yang berpura-pura jadi penggemar sepakbola demi mendulang profit.***

 
Designed By OddThemes & Distributd By Blogger Templates